Selasa, 24 Oktober 2017

Mencoba Gaya Hidup Frugal

Saat aku masih gadis, aku sangat boros. Begitu hari gajian tiba, sebagian besar gajiku akan tersalurkan ke tempat - tempat yang tidak penting, kalau bukan di Pusat Perbelanjaan ya tempat makan favorit. Tapi saat tanggal tua, jangan ditanya, Tuan Crab saja kalah pelit dari aku. Yaahh...namanya juga anak muda, ada semacam tuntutan untuk tampil hits kala itu. Hahaha..Tapi itu dulu..

Setelah menjalani proses lamaran, aku sadar akan banyak hal. Salah satunya adalah gaya hidup yang harus segera dirubah. Bisa dibayangkan sejak pertama kali bekerja tahun 2011 sampai tahun 2014, aku tak punya sesuatu yang berharga, palingan cuma punya koleksi taperwerrr. Hahaha... Itupun aku kumpulkan gegara virus emak - emak wanna be yang melanda setelah si doi bilang akan melamarku. Jadi, karena ibu dan teman - teman kantorku suka beli taperwerrr, aku jadi merasa taperwerrr adalah musthave item yang harus dimiliki oleh para calon emak sepertiku. Dan aku pun mulai mengumpulkannya untuk dipakai saat sudah menikah nanti. Padahal pada kenyataannya sekarang, aku hanya sempat memakai beberapa saja, sedangkan sisanya nganggur di lemari bawah tangga.

" Nanti saat kamu sudah menikah, uang seribu rupiah pun akan menjadi sangat berharga. Makanya kamu jangan boros - boros. " kata teman sekantorku.
" Ah, masak sih seribu bisa jadi berharga? " tanyaku tak percaya.

Masih teringat jelas percakapan antara aku dan salah seorang temanku yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Seolah menjadi kenyataan, menjadi seorang istri tuh banyaaaak banget yang harus dipikirkan, terutama masalah keuangan. Kalau dulu tiap gajian bingung mau habisin dimana, sekarang malah sibuk membagi gaji ke dalam pos - pos pengeluaran dan berharap ada sisa. TDL yang naik dan harga barang - barang yang terus naik semakin membuat dompet menjadi lebih longgar. Jalan satu - satunya agar masih tersisa uang di rekening pada akhir bulan adalah dengan menetapkan skala prioritas dalam berbelanja dan melatih pengendalian diri atau menerapkan gaya hidup frugal.

Intinya sih, setelah aku menikah aku mulai merubah gaya hidupku dan mencoba menerapkan gaya hidup frugal. Kita berdua punya mimpi memiliki rumah yang berhalaman luas dan dipenuhi bunga - bunga, biar bisa dibuat joget india kalo lagi pengen sayang - sayangan. Hahaha... Kita berdua tahu akan butuh banyak sekali usaha dan kerja keras untuk mewujudkannya mengingat kita berdua hanyalah buruh pabrik biasa. Banyak yang skeptis sih dengan impian kami sembari berkata " Masa iya buruh pabrik punya rumah halaman luas, paling mentok ya KPR perumahan tipe 21". Aku cuma bisa mbatin "Okay, I'll prove it". Lagian, mimpi tuh emang harus yang mustahil supaya kita bersemangat mewujudkannya. Lha kalo cuma mimpi beli martabak ya semua orang juga bisa.

Oke, kali ini aku akan membahas tentang frugal living. Gaya hidup frugal adalah gaya hidup hemat. Berbeda dengan pelit, gaya hidup frugal lebih mementingkan skala prioritas dalam menghitung pengeluaran. Dibutuhkan disiplin dan latihan pengendalian diri dalam mengatur prioritas dan mengenali kebutuhan. Nah, kali ini aku akan memberikan beberapa tips untuk menjalani gaya hidup frugal ala aku. Tapi gaya hidup frugal ala aku bukan yang ekstrim dan mengarah ke pelit lho ya. Amit - amit deh jangan sampai kita pelit apalagi kepada ortu dan saudara karena umur manusia gak ada yang tahu sampai kapan. Yosh, berikut tips - tips nya :
  1. Masak makananmu sendiri 
        Kenapa memasak aku tempatkan pada urutan pertama? Karena..
  • Kita bisa mengontrol bahan makanan apa saja yang masuk ke dalam tubuh kita sehingga kita bisa menjaga kesehatan. Biaya pengobatan sangat mahal. Mencegah penyakit hinggap di tubuh akan jauh lebih murah daripada mengobatinya.
  • Memasak makanan sendiri jauh lebih murah dari pada beli di warung. Hanya dengan uang Rp 30.000 saja, aku bisa memasak 3 kali dalam sehari untuk 2 orang. Coba bandingkan apabila uang Rp. 30.000 tadi kita bawa ke warung. Palingan cuma dapat 2 bungkus nasi bebek purnama. Itupun belum termasuk uang parkirnya. Hahaha..
     2. Mari berolahraga
         Untuk tetap bugar, kita perlu berolahraga karena sekali lagi, kesehatan itu mahal
         harganya. Tapi aku tidak menyarankan untuk membeli alat olah raga yang mahal -
         mahal atau ikut membership gym yang elit loh ya. Sebenernya olah raga itu dari 
         niat sih. Sekedar jalan - jalan di sekitar rumah atau naik turun tangga juga termasuk
         olah raga bukan?
   
     3. Catat semua pengeluaran dan pemasukan dalam sebulan
         Ini nih yang agak ribet. Kadang aku lupa mencatat printilan - printilan pengeluaran
         macam beli gorengan, uang parkir, atau sekedar beli terasi. Hahaha.. Tapi penting
         loh mencatat semua pengeluaran supaya kita bisa mudah melacak kemana uang 
         paling banyak dialokasikan sehingga bisa diminimalisir.

      4. Buat pos - pos pengeluaran dalam sebulan.
          Bagi gajimu ke dalam beberapa pos yaitu pos untuk makan, pos untuk transport, 
          pos untuk hiburan, dll. Misal kita menganggarkan uang Rp. 800.000 untuk pos hibur-
          an. Jika di tanggal 20 pos hiburan telah tergelontor sebanyak Rp. 700.000, maka itu
          menjadi warning untuk kita agar tidak menghamburkan uang lebih dari Rp. 100.000
          untuk pos hiburan sampai tanggal 30.
   
      5. Segera bayar kewajibanmu
          Setelah menerima gaji di tanggal 1, segera bayar semua kewajiban kita, entah itu
          cicilan, premi asuransi, koprasi, ataupun arisan supaya kita bisa segera membagi 
          sisa gaji ke dalam pos - pos pengeluaran.

      6. Jangan remehkan the power of uang receh
          Terdengar sepele bukan? Tapi uang receh jika dikumpulkan bisa jadi banyak. Tahun
          lalu aku mengumpulkan uang receh dalam beberapa bulan dan hasilnya bisa aku
          gunakan untuk membayar pajak kendaraan bermotor lho!
    
      7. Bawa catatan saat belanja bulanan
          Saat kita berbelanja di pasar swalayan, tanpa sadar kita akan membeli barang yang
          sebenarnya tidak kita butuhkan. Misalnya beli ciki, beli boneka, dan lain - lain.
          Dengan membawa catatan belanja dari rumah, kita bisa mengontrol pengeluaran.
      
      8. Sisihkan uang untuk menabung
          Idealnya sih, kita harus mempunyai uang minimal 3 x gaji sebulan di rekening untuk
          berjaga - jaga apabila ada kebutuhan yang mendadak. Beberapa orang memang 
          susah menabung karena banyaknya godaan di luar sana. Nah, tabungan berjangka 
          bisa menjadi salah satu solusi, yaitu dengan menabung di awal bulan dan hanya
          bisa diambil di akhir jatuh tempo.

      9. Mari berinvestasi
          Ada banyak hal yang bisa kita investasikan, seperti emas, tanah, properti, dll. Nah,
          untuk yang bermodal cupet kayak aku sih, palingan cuma bisa berinvestasi di reksa
          dana dan asuransi.hihihi..

    10. Jangan lupa sedekah  
          Orang bijak ( entah siapa ) pernah berkata semakin banyak kita memberi, semakin 
          banyak kita menerima. Coba kita lihat Mark Zuckerberg yang hartanya gak habis tu-
          juh turunan. Dia menyumbangkan 99% saham facebook untuk amal dan dia malah
          semakin kaya. Jadi kenapa kita tidak ? Allah SWT memang works in mysterious way

    11. Kurangin beli baju, tas dan aksesoris lainnya
          Tampil modis memang keren, tapi butuh dana yang lumayan menguras kantong.  
          Daripada pusing mikirin baju apa yang lagi ngetrend, mendingan kalo beli baju yang
          long lasting alias tahan lama terhadap perkembangan mode. Jadi kita gak berasa
          ketinggalan zaman tanpa harus terus membeli baju.

    12. Kalau bisa, jangan ngutang deh..
          Kalau sekedar ngutang daster ya boleh lah ya. Tapi kalau hutang dalam jumlah
          yang besar, haduh bisa dibayangkan berapa uang yang harus dihamburkan untuk
          bayar bunga Bank. Belum lagi dosa riba yang harus kita tanggung. Logikanya sih,
          Bank kan udah kaya, gaji direkturnya aja minimal 8 digit lah ya. Nah, kita yang
          hanya bergaji 7 digit ngapain tiap bulan harus bayar bunga yang mencekik leher?
          Sukur - sukur si Bank yang ngasih keuntungan untuk kita, bukan malah sebaliknya. 

Huaah, capek juga ya nulis sepanjang ini. Baiklah, cukup sekian frugal living dariku.
                    
          









Rabu, 11 Oktober 2017

Happy 2nd Anniversary Day for Me and My Yang Yang Po : Mengenang Saat Suami Sakit



Huaaaa gak terasa udah 2 tahun aku nikah, padahal rasanya baru kemarin aku jadi pengantin baru. Jadi pengantin baru tuh ya, bawaannya jadi pengen senyuuuum terus sepanjang hari, serasa dunia hanya milik berdua, yang lain cuma figuran alias gak penting.haha.. Mencuci baju sambil tersenyum, nyapu lantai sambil tersenyum, bahkan masak pun sambil tersenyum. Pokoknya apapun pekerjaan yang dilakukan, mau seberat apapun dan semenyebalkan bagaimanapun pasti seneng kalau dikerjakan berdua. Sekarang mah, mau setrika baju aja harus mengumpulkan tekad dan mood agar setrikaan yang menumpuk bisa terjamah.


Yep, tepat tanggal 12 Oktober 2015 yang lalu, suamiku mengucap janji yang menggetarkan Arsy Allah di hadapan penghulu dan waliku. Butuh perjuangan yang panjang sampai akhirnya aku dan suamiku bisa bersanding di pelaminan. Banyak halangan yang membentang, salah satunya ya ortuku sendiri. Mereka awalnya menentang hubunganku dengan suamiku. Tapi sekarang setelah menikah, suamiku malah jadi menantu kesayangannya. Sehari gak ke rumah ortuku aja yang dicari malah suamiku, bukannya aku. Haha.. Allah memang Yang Maha Membolak balikkan hati manusia.

Ini saat akad nikah. Btw, maharnya bikin sendiri loh.
Setelah menikah pun banyak banget cobaannya. Dari mulai melonjaknya timbangan badan kita berdua, belum dikaruniai momongan, sampai dengan sakitnya suamiku selama 4 bulan. Nah, yang terakhir itu yang paling menguras jeding, eh air mata ding. Hehe..


Berawal dari sakit kepala yang tak kunjung sembuh, dan saat berobat ke Faskes 1 BPJS, dokternya bilang “ Oh, memang tanggal tua, makanya kepalanya pusing “. Nah lho ! Ngehina banget gak sih ? kesannya jadi seperti meremehkan penyakit pasien. Kadang suka sebal sih sama Dokternya Faskes 1 BPJS. Kebanyakan dari mereka yang pernah kutemui, tapi mungkin tidak semua sih, kesannya asal - asalan. Kita cerita tentang keluhan penyakit kita, tapi dia malah sibuk main hp, trus tiba – tiba nulis resep dan kemudian berteriak ke asistennya “ Selanjutnya mbak “. Nah, ini kan ngusir pasien secara halus. Apalagi kita tidak dijelaskan kita tuh sakit apa, dan kalaupun dia meriksa kita pake stetoskop, itupun cuma ditotol – totolin aja. Kadang aku suka mikir, apa dia bisa mendengar suara jantung dan pernafasan seseorang dengan notol – notolin stetoskop seperti itu? Bukannya harus ditempelin dan didengarkan selama beberapa detik ya? Yahaaahhh..entahlah, aku juga gak pernah sekolah kedokteran sih. Tapi tidak bisakah mereka lebih care dan lebih mendengarkan pasien? 

Okeh, cukup curhatnya tentang dokter faskes 1 BPJS yang bikin geregetan. Anyway, sudah 3 kali suamiku berobat ke Faskes 1 BPJS dan diagnosanya berubah – berubah. Diagnosa awal yaitu vertigo, kedua tekanan darah tinggi dan yang ketiga vertigo lagi. Aku pun merasa gemas dan membawa suamiku ke dokter spesialis syaraf karena aku mengira suamiku terkena vertigo berdasarkan diagnosa dokternya BPJS. Hasilnya, suamiku bukan terkena vertigo melainkan syaraf yang tegang dan diberilah obat penenang yang membuatnya tidur. Tapi hingga seminggu, suamiku tak kunjung sembuh. Haduh, aku pun bingung, sebenarnya suamiku sakit apa ?

Hari – hari pun berjalan dramatis, tapi kita selalu berdoa kepada Allah SWT. Dan akhirnya suamiku merasakan ada benjolan di kepalanya. Kita pun langsung memeriksakannya ke BPJS, padahal sebenarnya wes wegaaaah ke BPJS. Lagi – lagi, minta rujukan ke RS tuh susahnya minta ampun. Dan setelah 3 kali menjadi kelinci percobaan 3 dokter yang berbeda di Faskes 1 BPJS, akhirnya dokter ketiga memberikan surat rujukan ke dokter bedah RSUD Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Namun, perjalanan belum selesai sampai disitu. Yang namanya RSU tuh antriannya amppuuunn deh, kalau tidak ngambil nomer antrian jam 6 pagi, pasti gak bisa ke poli bedah. Harus riwa – riwi setidaknya seminggu untuk menyelesaikan proses pemeriksaan, dari periksa darah, anastesi, dan rontgen. Daaaan, yang paling bikin nyesek adalah saat dokter berkata bahwa operasi pembedahan dapat dilakukan pada tanggal 25 April 2017, tepat saat hari ulang tahun suamiku. Jadi aku harus menunggu selama 1,5 bulan lamanya. Fiuuuhh....

Menunggu selama 1,5 bulan bukanlah hal yang menyenangkan. Sampai akhirnya aku mendapat sms dari asisten dokternya dan diberitahu bahwa jadwal oprasi diundur sampai waktu yang tidak bisa dia tentukan karena dokternya sedang bepergian. Haah? Apa gak salah? Haduh, aku jadi semakin geregetan. Nah, bagaimana kalau pasien sakitnya kronis dan butuh dioperasi segera? Apa tidak keburu meninggal ? Akupun memohon pada asisten dokter tersebut dan menjelaskan kondisi suamiku. Diapun berbelas kasih dan berjanji akan mengusahakan agar suamiku bisa secepatnya dioprasi.


Dan pada tanggal 10 Mei 2017 aku pun dihubungi lagi oleh asisten dokter tersebut, memintaku segera opname ke RSUD supaya keesokan harinya bisa dilakukan oprasi pembedahan kepala. Rasanya senang bukan kepalang, akhirnya penyakit suamiku bisa segera diobati. Kami berdua berangkat ke RSUD dengan pede dan menenteng barang – barang bawaan sebagai bekal menginap di RS. Esoknya, suamiku dijemput oleh perawat dan diantar ke ruang operasi. Sedangkan aku dan mertuaku menunggunya di depan ruang oprasi dengan harap – harap cemas. 
Ini foto suamiku sesaat setelah keluar dari ruang oprasi



Alhamdulillah setelah oprasi, sakit kepala suamiku tak pernah kambuh, hanya merasakan nyeri di jahitan kepalanya dan sekarang suamiku sehat wal afiat. Kami bisa beraktifitas seperti semula dan bisa jalan - jalan lagi. Sakitnya suamiku kali ini benar - benar pengalaman yang berharga dan tak mungkin bisa kulupa. Akupun tak pantas mengeluh karena selama 2 tahun bersamanya, aku dan suamiku selalu merasa bahagia dan jaraaaaang sekali bertengkar. Sakit selama 4 bulan tidaklah sebanding dengan semua yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kami.