Sudah hampir dua tahun aku menikah tapi masih belum ada tanda - tanda aku hamil. Aku sih mikir mungkin emang belum dikasih sama Allah SWT. Lagipula sejak remaja jadwal menstruasi bulananku emang agak kacau dan semakin kacau setelah menikah. Jadi aku tidak begitu kaget saat aku membutuhkan waktu yang lama untuk bisa hamil. Tapi orang - orang sekitar selalu bertanya " kapan kamu hamil? ", " kenapa kamu gak hamil - hamil ? ", atau " kamu kok kalah sama si fulan bisa hamil duluan padahal nikahnya duluan kamu? "
Rasanya aku pengen banget gamparin wajah orang - orang yang tanya hal seperti itu. Atau ingin sekali aku tuntut mereka dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan. Entah itu hanya untuk basa - basi atau memang sengaja menyakitiku. Tapi hatiku seakan teriris setiap kali orang bertanya seperti itu. Aku selalu berusaha tampak tenang saat aku marah, tapi aku hanyalah wanita, yang pasti akan menangis saat terluka.
Kakakku yang menikah setahun setelah aku menikah pun kini telah mempunyai bayi kecil yang lucu. Orang tuaku yang sedari dulu menanti cucu dariku pun senang bukan main. Aku pun senang dan suka membelikannya baju. Tapi aku tak tahu kenapa, aku selalu menangis setiap kali melihat keponakanku itu. Mungkin aku sekedar iri atau mungkin aku menangis karna aku tak bisa segera memberi seorang bayi kepada suamiku yang juga sangat mendambakan bayi kecil.
Aku sangat menyayangi suamiku dan ingin yang terbaik untuknya, begitupun dengannya. Dia selalu menemaniku saat aku menangis karena ucapan orang - orang jahat itu. Dia selalu menenangkanku dan selalu mengajakku makan diluar saat aku bersedih. Dia tak pernah mengungkit - ungkit masalah anak dan tak pernah memaksaku untuk ke Dokter.
Kita sudah pernah ke dokter kandungan sebelumnya, tak ada masalah dengan rahimku, hanya saja hormonnya acak sehingga jadwal menstruasiku pun kacau. Itulah sebabnya aku tak bisa menentukan masa subur sehingga sulit untuk hamil. Agar aku bisa segera hamil, aku harus mendisiplinkan jadwal menstruasiku dan berhubungan dengan suamiku saat aku sedang ovulasi. Aku pun diberi obat KB dan penyubur serta dijadwalkan waktu untuk berhubungan oleh sang Dokter. Aku pun menurutinya tapi semua itu masih belum berhasil. Setiap akan tespek, hati ini serasa mau ujian SPMB, dag dig gud gak karuan dan saat garis yang muncul hanya satu, rasanya seluruh dunia seakan runtuh. Dan aku pun hanya bisa menangis.
Suamiku tidak tahan melihatku sedih dan menangis seperti itu, akhirnya kita pun stop ke dokter dan menyerahkan semuanya kepada Sang Khalik. Jika memang aku ditakdirkan mempunyai anak, maka aku akan mempunyainya, entah suatu saat nanti. Dan sampai saat itu tiba, aku akan bersabar menanti.
Hidup ini sangat singkat. Semua sudah diatur oleh Allah SWT. Kenapa harus dibuat ruwet ? Bukankah lebih enak kalau kita menikmati saja apa yang telah diberi oleh Allah SWT daripada harus selalu menuntut ini itu agar kita tidak kalah dengan orang lain ?
Dulu aku selalu berfikir dunia ini tidak adil dan kejam. Dan sampai sekarang aku masih berfikir demikian. Tapi Patrick Star si bintang laut dari Bikini Bottom pernah berkata " Hidup ini tidak adil bung, jadi biasakanlah ! ". Ya, aku harus membiasakan diri dan menerima kenyataan. Kenyataan bahwa aku gagal dalam tes masuk STAN sebanyak 3 kali, kenyataan bahwa orang yang aku cintai pergi membuangku ( dulu ye waktu belum nikah ), kenyataan bahwa aku harus berjuang sangat keras untuk memenangkan hati orang tua ku agar mau menerima suamiku, kenyataan bahwa aku masih belum mempunyai anak dan kenyataan - kenyataan pahit lainnya.
Semua orang pasti mempunyai masalah, tapi hanya orang bodohlah yang mengumbar masalah mereka ke semua orang. Oleh karena itu kita sering membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain yang terasa sempurna padahal kita tidak tahu bagaimana kehidupan mereka sebelum mereka seperti sekarang.
Aku selalu percaya, there will always a price for a happiness. Artinya ada sebuah harga yang harus kita bayar untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan. Bukan dibayar dengan uang, tapi dengan usaha, air mata dan kerja keras.